Rabu, 10 Januari 2018

IDENTIFIKASI MORFEM

NAMA : Septi Zubaidah
NIM : 166036
KELAS : BINA 2016 A
IDENTIFIKASI MORFEM
A.      Morf
              Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya/i/ pada kata kenai adalah morf; morf adalah ujud kongkret atau ujud fonemis dari morfem, misalnya men- adalah ujud konkret dari meN- yang bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993: 141). Jadi, sederhananya morf itu adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya.
B.     Morfem
Morfem berasal dari kata morphe yang berarti bentuk kata dan ema yang berarti membedakan arti. Jadi sederhananya, morfem itu suatu bentuk terkecil yang dapat membedakan arti. Berikut pengertian morfem menurut beberapa ahli:
Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna (Chaer, 1994: 146).
Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil; misalnya (ter-), (di-), (pensil), dan sebagainya adalah morfem (Kridalaksana, 1993: 141).
Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya (Keraf, 1984: 52).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa morfem tidak lain adalah satuan bahasa atau gramatik terkecil yang bermakna, yang dapat berupa imbuhan atau pun kata.
              Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna dapat kita lakukan dengan menggabungkan morfem itu dengan kata yang mempunyai arti leksikal. Jika penggabungan itu menghasilkan makna baru, berarti unsur yang digabungkn dengan kata dasar itu adalah morfem.
Contoh:
Kata baik dengan kata membaik, jadi dengan kata menjadi, dan sebagainya. Kata baik mempunyai arti berbeda dengan kata membaik, karena kata baik terdiri dari satu morfem, sedangkan kata membaik terdiri dari dua morfem yaitu morfem terikat berupa me- dan morfem bebas berupa baik. Disini akan berbeda arti yang terkandung di dalamnya.
Morfem an, -di, me-, ter-, -lah, jika digabungkan dengan kata makan, dapat membentuk kata makanan, dimakan, memakan, termakan, makanlah, yang mempunyai makna baru yang berbeda dengan makna kata makan.
Untuk menentukan bahwa sebuah satuan bentuk merupakan morfem atau bukan kita harus membandingkan bentuk tersebut di dalam bentuk lain. Bila satuan bentuk tersebut dapat hadir secara berulang dan punya makna sama, maka bentuk tersebut merupakan morfem. Dalam studi morfologi, satuan bentuk yang merupakan morfem diapit dengan kurung kurawal ({ }) kata kedua menjadi {ke} + {dua}.
C.    Alomorf
              Alomorf adalah variasi bentuk morfem terikat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya, atau bisa juga dikatakan nama untuk bentuk tersebut kalau sudah diketahui statusnya. Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam penuturan) dari sebuah morfem. Jadi setiap morfem tentu mempunyai almorf, entah satu, dua, atau enam buah. Contohnya,  morfem: me-, mem- men-, meny-, meng-, dan menge-.
        
D.     Kata
            Menurut para tata bahasawan tradisional, kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti. Para tata bahasawan struktural, terutama penganut aliran Bloomfield, tidak lagi membicarakan kata sebagai satuan lingual; dan menggantinya dengan satuan yang disebut morfem. Tidak dibicarakannya hakikat kata secara khusus oleh kelompok Bloomfield karena dalam analisis bahasa, mereka melihat hierarki bahasa sebagai: fonem, morfem, dan kalimat.

E.    Jenis Morfem
NO
JENIS MORFEM
PENJELASAN
CONTOH

1.
Morfem bebas
morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem laindapat langsung digunakan dalam pertuturan.
{pulang}, {merah}, dan {pergi}.

2.
Morfem terikat
morfem yang harus terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam pertuturan.
{henti}, {juang}( dasar
{ku}, {-lah}, {-kah}( afiks

3.
Morfem utuh
Secara utuh merupakan satu kesatuan yang utuh. Semua morfem dasar, bebas terikat, prefiks, infiks, sufiks termasuk morfem utuh.
{meja}, {henti}, {merah}

4.
Morfem terbagi
Fisiknya terbagi atau disisipi morfem lain.
{Pe-an}, {ke-an}, {per-an}

5.
Morfem dasar
Morfem yang dapat menjadi dasar dalam suatu proses morfologi.
{beli}, {makan},{merah}

6.
Morfem afiks
Tidak dapat menjadi dasar.
{me-}, {pe-an}, {-kan}

7.
Morfem segmental
Morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, yakni morfem yang berupa bunyi dan dapat disegmentasikan.
{lihat}, {ter-}, {sikat}, {-lah}

8.
Morfem suprasegmental
Morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi. Dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan. Dalam bahasa China.
Thai, Burma

9.
Morfem wujud
Morfem yang secara nyata ada,

10.
Morfem tanwujud
Tetapi yang tanwujud kehadirannya tidak nyata.

11.
Morfem bermakna leksikal
Secara inheren telah memiliki makna.
{makan}, {pulang}, {pergi}

12.
Morfem tak bermakan leksikal
Secara inheren tidak memiliki makna.
{ber-}, {ke-}, {ter-}

F. Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal, dan Akar
NO
ISTILAH
PENJELASAN
CONTOH

1.
morfem dasar
digunakan sebagai dikotom dengan morfem afiks termasuk morfem bebas dan morfem terikat.
{beli}, {juang}, dan {kuncing}.

2.
Bentuk dasar
digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi dasar dalam suatu prosesmorfologi. Bentuk dasar dapat berupa tunggal, juga dapat gabungan morfem.
{berbicara} terdiri dari morfem {ber-} dan morfem {bicara}

3.
Morfem afiks
termasuk semua morfem terikat.
{ber-}, {di-}, dan {-an}.

4.
Pangkal atau stem
digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses pembentukan kata inflektif, atau pembubuhan afiks inflektif. Hanya terjadi pada proses pembentukan verba transitif, yakni verba yang berprefiks me- (dapat diganti dengan di-, ter-, dan prefiks zero).
{membeli} pangkalnya adalah beli

5.
Akar (root)
digunakan untuk menyebutkan bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi.
{berterimaan}, jika afiks  ber-an di tanggalkan hanya akan tersisa akarnya yaitu bentuk terima.

6.
Leksem dalam morfologi
digunakan untuk mewadahi konsep bentuk yang akan menjadi kata melalui proses morfologi.
{pukul} akan menurunan leksem memukul, dipukul, terpukul, pukulan, pemukul.

G. Morfem Afiks

NO
AFIKS
PENJELASAN
MACAM

1.
Prefiks
Afiks yang dibubuhkan dikiri bentuk dasar
Ber-, me-, per-, di-, ter-, se-, ke-.

2.
Infiks
Afiks yang dibubuhkan ditengah kata
-el-, -em-, -er-.

3.
Sufiks
Afiks yang dibubuhkan dikanan bnetuk dasar
-kan, -i, -an, -nya

4.
Konfiks
Afiks yang dibubuhkan dikairi dan kanan bentuk dasar secara bersama.
Ke-an, ber-an, pe-an, per-an, se-nya

5.
Klofiks
Afiks yang dibubuhkan pada kiri dan kanan secara tidak langsung atau bertahap.
Me-kan, me-i, memper, memper-kan, memper-i, ber-kan, di-kan, di-i, diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i, ter-per, teper-kan, teper-i.

6
Nasal (ragam nonbaku)

m-, n-, -ny, nge-

Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Masnur, Muslich. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ramlan. 2009. Mofoligi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar